PUISI RINDU
” Resah menghitung hari ” Kucoba mengusik malam… Saat bulan bersinar penuh seluruh Biasnya merasuk sampai palung hati Hangatkan rinduku yang hampir beku Andaikanku dapat terbang, Ingin kusapa bintang satu persatu Dan kutanyakan pada mereka Apakah dia masih setia menunggu Mungkin aku terlalu berharap cemas Dan Menimbun resah.
harapanku
sebenarnya aku tak ingin kamu pergi meninggalkan aku disini….
karena aku masih mencintaimu….
aku takut kamu melupakan aku….
melupakan kenangan kita yang pernah kita lalui bersama….
satu harapanku padamu…
ku ingin kamu tetap mengingatku walau kau tak mencintai aku lagi…..
kenanggan indah
kenanggan indah
cnta yang indah
pada diri mu
kau ukir secara prmanen di hati quw
quw bhgia saat aku brsm drimu
quw runtuh saat kau mninggalkan quw
dan quw ingin jalan cerita cinta qita quw kubur di dalam peti mas dan tergembok Denggan rantai mutiar
krna quw ingiin slalu indah di saatkaw memimpikan quw.
Tentang Merpati
Kabar burung
Merpati lambang cinta
Namun buntung
Simpati betambang duka
Gosip pagi di televisi
Merpati jalinan asmara
Tapi kasih tak pasti
Saksi perjalanan murka
Lidah orang bersahutan
Merpati itu suci
Pindah sarang berbarengan
Bertelur
Menetas
Lalu jadi burung kawakan
Apa yang suci?
Dasar tukang kawin
Pebincangan datuk
Merpati simbol kemakmuran
Sampai dibuatnya aku suntuk
Tetap merpati binatang sembarangan
Ribuan mata terpaku
Merpati putih berkicau
Indah menurut mereka
Menanjakan telinga pendengarnya
Damai bagi kalian
Masih saja aku sendirian
Merpati
Enyalah dariku
Kau cuma berbakhti
Tak bisa berpadu
Cinta antara dia dan daku.
Puisi Sahabat
Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian
Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku
Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia
Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang
Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah
Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam
Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Selasa, 01 Februari 2011
PUISI
Diposting oleh
GALABAR FC
di
19.01
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

0 komentar:
Posting Komentar